17 Juli 2008

Security PT Badak Larang Wartawan Jatim

Bontang,- Maskud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Maksud hati meliput Takraw, security Badak melarang masuk. Sah-sah saja memang, dan itu hak security. Tapi even yang tengah berlangsung antara tim Sepak Takraw Jatim dan tim Sepak Takraw Kaltim tidak bisa menunggu wartawan Jatim itu datang. Atau sebaliknya, pertandingan itu jelas tidak bisa diulang karena satu wartawan dari Jatim itu tidak hadir.

Seorang wartawan Jatim, Faisal, mengeluh pada seorang reporter Media Center Sub PB PON Bontang. Dia mengaku tidak sempat meliput pertandingan pagi, cabor Sepak Takraw di GOR PT Badak. Dengan nada menyesal diceritakan duduk perkaranya.

Wartawan Jatim yang mengaku baru pertama menginjakkan kaki di kota Taman ini, jelas tidak tahu seluk beluk jalan kota Bontang. Apalagi sehari sebelumnya dia tiba di kota Bontang hanya menggunakan sepeda motor jenis bebek dari Samarinda. Bersyukur panitia sub PB PON Bontang kooperatif. Ditempatkanlah seorang Faisal di Hotel Sintuk. Sekamar dengan wartawan dari Media Indonesia. “Pelayanan disini cukup baik. Bahkan aku ditempatkan di Hotel berbintang,” Ujar Faisal senang.

Pagi itu, mungkin karena lelah, Faisal lambat bangun. Dengan tergesa dia segera menuju GOR PT Badak yang sama sekali belum pernah dilihat. Bahkan perjalanan dengan motor bebeknya itu, tidak tahu harus diarahkan kemana. Malu bertanya sesat dijalan, mungkin petuah orang tua itulah yang akhirnya membawa Fasial ke depan pintu masuk kompleks PT Badak. Security menanyakan dari mana dan bermaksud kemana. Setelah jelas semua. Security menambah satu pertanyaan lagi. “Mana SIM anda?” Faisal segera merogoh kantung belakang celana jins-nya. Alamak, ternyata dompet pun tertinggal di hotel.

Dengan jujjur dan lugunya, Faisal, mangatakan, “Maaf pak, SIM tertinggal di hotel. Hotel-nya jauh pak, Hotel Sintuk. Tolong pak, saya mau meliput pertandingan tim Sepak Takraw Jawa Timur,” Ujarnya memelas. Faisal memang salah satu wartawan Jawa Timur yang dikirim ke Kaltim untuk meliput semua pertandingan yang dimainkan tim Jawa Timur. Untuk kota Bontang hanya diwakili oleh seorang wartawan saja, Faisal.

Security tetap pada pendiriannya, aturan sudah ditegakkan dan security sudah melakukan tugasnya dengan baik. Tetapi tidak bagi Faisal. Pertandingan sudah berlalu dan tidak bisa diulang. Fasial pun hanya bisa mengurut dada.

Sejatinya, masalah kecil tidak dibesar-besarkan. Namun bila ada sedikit saja toleransi dari steakholder dalam kerangka mensukseskan PON, boleh dong memberi kesempatan pada wartawan tamu yang dari jauh itu. Bukan melegalkan yang illegal, Faisal punya SIM koq, dia cuga terdaftar resim di PB PON. Semoga saj tidak terulang karena pertandingan itu juga tidak bisa diulang.(asd/btg/vic

Tidak ada komentar: