10 Desember 2008

Pencanangan Bontang Sehat 2008



30 Indikator Kota Sehat Sudah Terepnuhi
- Grafik Penyakit Infeksi Terus Menurun

BONTANG – Akhir November (30/11), Pemkot Bontang melaksanakan
pencanangan (launching) satu dari empat pilar pembangunan kota,
Bontang Sehat 2008. Acara ini sengaja dirangkai dengan peringatan Hari
Kesehatan Nasional (HKN) ke-44 Tahun 2008.
Pencanangan Bontang Sehat 2008 ini ditandai dengan pengguntingan pita
balon udara oleh Wakil Ketua DPRD Bontang Hj Neni Moerniaeni SpOG.
Acara ini digelar di halaman Kantor Wali Kota Bontang di Jalan Awang
Long. Dalam sambutannya, Wali Kota Sofyan Hasdam mengungkapkan, "Hari
yang sangat berbahagia bagi masyarakat Bontang. Sebab, satu dari empat
pilar pembangunan Bontang telah dicanangkan."
Menurut Sofyan, yang disebut kota sehat bukan berarti masyarakat tidak
ada lagi yang sakit, melainkan pola atau jenis penyakit yang bisa
berubah ke depan. "Saya perlu jelaskan bahwa pencanangan Bontang Sehat
2008 bukan berarti masyarakat di kota ini tidak ada lagi yang sakit.
Disebut kota sehat sebab penyakit infeksi akan terus menurun dan
selanjutnya muncul penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah
seperti, tekanan darah tinggi, stroke dan lain-lain," jelas Sofyan
yang juga dikenal sebagai ahli saraf tersebut
Dengan dicanangkannya Bontang Sehat, Wali Kota berharap agar Bontang
yang dijuluki sebagai Kota Taman ini supaya terus terjaga lingkungan
dan kebersihannya. "Tantangan kita ke depan tentunya akan semakin
berat, sebab kita wajib untuk terus meningkatkan dan menjaga
kebersihan lingkungan yang merupakan kunci pencanangan Bontang Sehat
dan tiga pilar lainnya," imbau Sofyan .
Ketua pelaksana launching Bontang Sehat 2008 dan peringatan HKN ke-44
di Bontang dr Hindar Jaya SpOG mengungkapkan, acara ini dilaksanakan
karena Bontang dinilai sudah berhasil dan memenuhi indikator-indikator
yang ditetapkan untuk sebuah kota sehat.
"Ada 30 indikator yang menentukan kota itu disebut sebagai kota sehat,
dan Alhamdulillah, di Bontang sudah lebih dari 90 persen dari seluruh
indikator tersebut sudah terlampaui," kata Hindar Jaya. Salah satu
indikator keberhasilan Bontang adalah kematian balita sudah di bawah
standar nasional. (Erwin Lumenta)

Lahan 10 Hektar Untuk Rehabilitasi Narkoba

Neni : Pengguna seharusnya direhabilitasi.

Bontang., Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kota Bontang, Neni Moerniaeni pada pertemuan Workshop Penanganan Drugs dan HIV yang digelar 8-9 Oktober di Phnom Phen, Kamboja.

Dalam forum itu Neni Moerniaeni berharap pengguna narkoba tidak diperlakukan sebagai pelaku kriminal. ”Karena mereka itu korban. Jadi penanganannya harus berbeda dengan pelaku tindak kriminal. Di negara kita, semua masih sama rata. Pengguna, pengedar, maupun bandar, sama. Padahal, kalau pengguna, mereka itu seharusnya direhabilitasi. Karena dengan memasukkan mereka ke penjara, tidak menjamin mereka bisa sembuh. Justru link untuk mendapatkan narkoba, tetap terbuka. Kejadian seperti itu sudah sering terjadi di Indonesia.” Ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR-RI Maryamah Nugraha Besoes, pada acara yang sama mengatakan masih menggodok RUU Narkoba. Memang ada beberapa pasal yang masih perlu penyempurnaan. Tapi teman-teman Pansus RUU Narkoba bertekad menyelesaikannya sebelum Pemilu nanti. Karena kalau tidak selesai, harus diulang dari awal,” kata Maryamah.

“Kami berharap, dalam UU Narkoba nanti, aturannya lebih spesifik,” tegas Neni.

Pembina Lembaga Advokasi dan Rehabilitasi Sosial (Laras) mengaku tidak sependapat jika pengguna narkoba dijadikan target operasi (TO) aparat kepolisian.

”Kalau jadi TO, itu artinya mereka termasuk pelaku tindak kriminal. Padahal mereka itu adalah korban. Makanya saya tidak sependapat jika mereka dijadikan TO. Karena itu, sebelum disahkan, RUU Narkoba harus betul-betul diteliti dan mengakomodir pendapat berbagai pihak. Termasuk drugs user. Supaya polisi juga bisa memilah dalam menangani kasus narkoba,” tandas Neni.

Patrick O’Gorman, Konsultan Asian Harm Reduction Network (AHRN), menjelaskan kepada delegasi Indonesia soal model pendampingan bagi anak-anak jalanan. Restoran yang sudah berdiri sekira tiga tahun itu, merupakan salah satu bentuk program pendampingan bagi anak-anak jalanan yang ada di Kamboja. Restoran yang dikelola oleh sekitar 30 anak jalanan ini biasa dikunjungi Angelina Jolie dan beberapa selebriti dunia saat berkunjung ke Kamboja itu.

“Restoran ini sangat terkenal karena sering dikunjungi artis terkenal. Bahkan Angelina Jolie pun kalau ke Kamboja, biasanya berkunjung ke restoran ini. Anak jalanan yang dibina Friend’s International ini berasal dari berbagai kalangan. Ada yang putus sekolah hingga drugs user. Mereka dibekali keterampilan, sampai akhirnya bisa mandiri,” jelas Aslam, Koordinator Lembaga Advokasi dan Rehabilitasi Sosial (Laras) yang merupakan jaringan dari AHRN.

Pola pendampingan lewat pemberdayaan ekonomi, menurut Aslam, merupakan salah satu program Laras yang akan dikembangkan di Kaltim, termasuk Bontang. “Kami masih mencari polanya,” ujar Aslam.

Sementara Wakil Ketua DPRD Bontang Hj Neni Moerniaeni yang selama ini concern pada permasalahan sosial, termasuk HIV-AIDS, menawarkan ide menarik untuk memberdayakan Orang dengan HIV-AIDS (ODHA).

“Saya ingin agar para penderita HIV-AIDS dan penggunaan narkoba yang selama ini didampingi Laras, diberdayakan. Caranya, dibuatkan wadah untuk beraktivitas yang hasilnya mempunyai nilai ekonomis. Misalnya saja, menyiapkan lahan seluas 10 hektare. Di situ, mereka bisa menanam kelapa sawit yang nantinya bisa menghasilkan. Memang tidak serta-merta bisa kelihatan hasilnya. Tapi kalau dimulai sekarang, tiga atau empat tahun lagi, hasilnya pasti kelihatan,” ujar Neni.

Dengan pola seperti itu, menurut Neni, pendampingan bisa terus dilakukan, meski Laras tidak lagi mendapat bantuan dari funding luar negeri.

“Ada atau tidak ada funding, program pendampingan harus bisa terus berjalan. Kita pun tidak lagi tergantung selamanya kepada funding luar negeri. Saya kira ini sama dengan yang dilakukan terhadap anak-anak jalanan di Kamboja, dengan membekali keterampilan untuk mengelola sebuah restoran,” pungkas Neni. (Erwin Lumenta)

INDAHNYA BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia cukup indah. Tapi, sangat berbahaya jika anda menterjemahkan istilah komputer ke bahasa indonesia

Anda tahu kenapa?
Sebab akan sangat berbahaya sekali, apalagi kalau diajarkan di sekolah, lihat contoh berikut
1. Hardware = Barangkeras
2. Software = Baranglembut
3. Joystick = Batang gembira /kesenangan
4. Plug and play = Colok dan main
5. Port = Lubang
6. Server = Pelayan
7. Client = Pelanggan
Try to translate this :
(Silahkan coba untuk translate kalimat di bawah)


ENGLISH
The server provides a plug and play service for the clients using either hardware and software joystick.
Just plug the joystick into the server port and enjoy it.
INDONESIA
Pelayan itu menyediakan layanan colok dan main untuk pelanggannya dengan menggunakan batang gembira jenis keras atau lembut.
Cukup dengan memasukkan batang gembira itu ke lubang pelayan dan nikmati.

Tambahannya:
If you can't use Joystik, You can Change with mouse is pluged into the server port and enjoy it.
Jika kau tidak dapat menggunakan Batang gembira, kau dapat menggantikan dengan tikus dimasukan ke lubang pelayan dan nikmati


Nah, bahasa Indonesia itu indah jika dibandingkan dengan bahasa Malay

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh

INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa... (oh please...)

INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi


INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin

INDONESIA : 'Pasukaaan bubar jalan
MALAYSIA : 'Pasukaaan cerai berai

INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi

INDONESIA : rumah sakit bersalin
MALAYSIA : hospital korban lelaki (bener juga sih...)

INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA : talipon bimbit

INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut


INDONESIA :
belok kiri, belok kanan
MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan

INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam ( yuu marie,…)

INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah


INDONESIA : gratis bicara 30menit
MALAYSIA : percuma berbual 30minit

INDONESIA : tidak bisa
MALAYSIA : tak boleh

INDONESIA : WC
MALAYSIA : tandas

INDONESIA : Satpam/sekuriti
MALAYSIA : Penunggu Maling


INDONESIA : Aduk
MALAYSIA : Kacau

INDONESIA : Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar

INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan

INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar


INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara

INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA : bertumbuk

INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan

INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku


INDONESIA :
joystick
MALAYSIA : batang senang (maksud lho..)

INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA : Petang telentang

INDONESIA : Air Hangat
MALAYSIA : Air Suam

INDONESIA : Terasi
MALAYSIA : Belacan


INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam

INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut

INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar

INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh

INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk


INDONESIA : chatting
MALAYSIA : bilik berbual

INDONESIA : rusak
MALAYSIA : tak sihat

INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke bandar


INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal (suntik kale..)

INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan

INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok

INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang ahhahhahahha…


INDONESIA : rumah sakit
jiwa
MALAYSIA : gubuk gila

INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : Dokter gila

INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah

INDONESIA : pintu darurat
MALAYSIA : Pintu kecemasan

INDONESIA : hantu Pocong

MALAYSIA : hantu Bungkus ( pesen atu bang…)


21 November 2008

Bontang Memang Aneh, Tidak Hujan Tapi Banjir??

- Alasannya selokan kecil, gorong-gorong kecil, sungai dangkal?

BONTANG -- Wali Kota Bontang Andi Sofyan Hasdam mengatakan banjir yang melanda Bontang medio November lalu disebabkan kiriman air dari Kabupaten Kutai Timur.

“Ini membuktikan bahwa daerah hitterland ada masalah. Di Bontang tidak ada hujan, tetapi kalau di daerah sana hujan, Bontang bisa banjir. Kalau ini tidak ditanggulangi, banjir akan terus terjadi,” katanya. Ia menjelaskan banjir yang menenggalamkan sedikitnya 8 RT di Kelurahan Api-Api itu tidak separah banjir 2004 dan 2005 karena Pemkot Bontang telah memperlebar Sungai dan membuat sejumlah drainase.

Ia mengatakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bontang akan melakukan kajian terkait usulan warga untuk membuat sodetan atau jalur yang menghubungkan Sungai Bontang dan Sungai Siagian. “Kalau itu bisa mengatasi banjir kenapa tidak kita akan lakukan. Kami bisa siapkan anggaran di 2009,” katanya.

Sejumlah warga yang rumahnya tergenang banjir di BTN KCY dan Kelurahan Api-Api mengaku tidak bisa tidur akibat banjir yang melanda sejak Rabu (12/11) malam dan Kamis (13/11) dini hari.

Azis (60) warga RT 35 mengatakan, sejak Rabu (12/11) malam memindahkan barang dan perabotan rumah mereka ke tempat yang lebih tinggi. "Setelah dipindahkan, kami berjaga-jaga khawatir air terus naik. Makanya kami tidak bisa tidur," ujarnya sembari mengeluarkan air dari rumahnya.

Sementara warga BTN KCY, Abdullah (65) juga mengaku berjaga-jaga karena air menggenangi rumah. Ketua RT setempat, Irham mengatakan, warga tidak bisa memasak karena rumah mereka tergenang.
"Dari 65 KK, yang terendam sekitar 25 KK," tambahnya.

Sumur Biopori
Banjir yang terjadi di kota Bontang, meskipun belum parah dampaknya, tetapi berpotensi lebih buruk. Karena menurut pantauan New Eksekutor banjir yang terjadi bukan sekedar meluapnya air sungai karena di hulu terjadi hujan deras. Tetapi pasang laut yang tinggi.
Terlihat beberapa rumah warga di Bontang Kuala terendam air laut. Yang menjadi pertanyaan, apa jadinya Kota Bontang Bila pasang yang sama dan sungai meluap karena kiriman air hujan dari hulu kemudian terjadi juga hujan deras? Praktis kota Bontang tenggelam.

Yoyo (50) warga Bontang Kuala mengaku baru kali ini mengalami kebanjiran. Pemukim Bontang Kuala yang sudah 30 tahun hidup diatas laut ini merasa resah dengan banjir kali ini. “Bagaimana Bontang Kuala 5 tahun kedepan? Hanya akan jadi kenangan kah pemukiman diatas laut ini?” katanya kesal.

Memang beragam langkah sudah dilakukan Pemkot Bontang untuk memberikan pemahaman kepada warga untuk menghadapinya, bahkan kalau bisa mencegahnya. Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi pembuatan sumur biopori.

Penyuluhan itu diberikan kepada kader PKK Kelurahan Api-Api, Bontang Utara dan Kelurahan Berbas Pantai, Bontang Selatan. Selain itu juga diberikan pemahaman mengenai global warming dan kesehatan reproduksi yang diberikan oleh dr Hj Neni Moerniaeni Sp OG, wakil Ketua DPRD Bontang yang juga istri Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam.

”Salah satu cara jitu mengatasi banjir adalah dengan menangkap air hujan dengan cara buat sumur resapan atau sumur biopori,”terang Neni.

”Cara membuat sumur biopori sangat gampang, gali lubang bentuk silinder berdiameter 10 – 30 cm, dengan kedalaman 8 – 10 meter atau boleh kurang jika muka air tanah dangkal. Untuk jarak antara lubang yang satu dengan yang lain adalah 50 – 100 cm. Selesai dibuat, isi lubang dengan sampah-sampah organik (sampah dapur, daun, rumput),tambah terus sampah organik jika isi lubang berkurang akibat pembusukan sampah, perkuat mulut lubang dengan memasukkan paralon (10 cm) dan pinggir mulut lubang disemen agar tidak longsor,” jelas Neni Moerniaeni.

Langkah lain yang sudah diambil Pemkot Bontang mewajibkan pemohon Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk membuat sumur resapan dan juga pemohon Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) untuk menyumbang pohon.

Hal patut mendapat pujian walau agak terlambat. Karena hanya dengan cara itulah daya resap tanah terbuka yang sudah semakin sempit karena telah berdiri bangunan dapat ditingkatkan. Keuntungan lainnya, tentu cadangan air tanah yang selama ini menjadi andalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dapat dipertahankan. (Erwin Lumenta)

20 November 2008