Penetapan 2009 sebagai tahun komunikasi dan koordinasi kata Sofyan ditujukan kepada dinas dan instansi terkait serta seluruh stakeholder di lingkungan Pemkot Bontang. Sementrara untuk tahun peduli lingkungan katanya lagi ditujukan kepada seluruh masyarakat Kota Taman.
Wali
“Saya ingin supaya masyarakat mengerti dan memahami bahwa dampak kerusakan lingkungan ini akan berakibat fatal untuk kelangsungan hidup masyarakat dan generasi berikutnya,” ujar Sofyan Hasdam. Untuk itulah Sofyan menggalakkan penanaman pohon yang diikuti ribuan pegawai negeri sipil (
Penghijauan yang berlangsung di lahan kawasan Kantor DPRD Bontang dan Kantor Wali Kota Bontang tersebut juga dihadiri unsur Muspida Bontang yang terdiri dari, Dandim 0908 Bontang Letkol Inf Dedy Kusbandi, Kapolres Bontang AKBP Armed Wijaya, Kajari Bontang Sumarjo SH dan Wakil Ketua DPRD Hj Neni Moerniaeni.
Disela-sela penanaman, Sofyan menyebutkan kerusakan lingkungan disebagian wilayah Bontang sudah cukup menghawatirkan. Dan jika tidak dilakukan rehabilitasi mulai sekarang, dapat dipastikan dalam waktu dekat cadangan air bawah tanah sudah sulit diperoleh.
“Sesuai dengan 4 pilar pembangunan kota, Bontang lestari dicanangkan pada tahun 2010. Nah, pencapaian target ini yang harus kita kejar supaya terealisasi. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, ditahun 2009 mendatang kita kembali menargetkan untuk menanam pohon sebanyak 10 ribu sampai 20 ribu bibit. Sementara sumur biofori juga sekitar 20 ribu titik,” terang Sofyan Hasdam.
Sofyan juga menjelaskan tentang pentingnya masyarakat memelihara dan menjaga lingkungan. “Dalam ajaran Islam sudah jelas kita dilarang merusak lingkungan dan kita dianjurkan supaya hidup bersih. Artinya bersih disini adalah tentu salah satunya kita tidak boleh membuang sampah di sembarang tempat,” Di sela penanaman, Sofyan mengatakan, kawasan Bontang Lestari dulunya merupakan tempat resapan air Kota Bontang. Dengan berdirinya banyak bangunan, mau tidak mau pemerintah harus membuat upaya pelestarian sebagai kompensasinya.
Sofyan dengan penuh semangat terus melakukan kampanye tentang penghematan energi sebagai dampak dari adanya pemanasan global. Dikatakan dokter ahli syaraf tersebut, pemanasan global atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah global warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Perubahan iklim (Global Climate) akibat pemanasan global kata wali kota pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batu bara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui). Penghasil terbesarnya adalah negeri-negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dll, yang diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan.
Untuk negara-negara berkembang, meski tidak besar pengaruhnya, namun juga turut berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrilisme dan meningkatnya pola konsumsi.
“Industri penghasil karbon terbesar di negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan seperti, migas, batu bara dan yang terutama berbahan baku fosil,” ungkap Sofyan Hasdam
Secara general yang juga dirasakan oleh seluruh dunia saat ini lanjut Sofyan adalah makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya musim hujan. Selain itu, makin maraknya badai dan banjir di kota besar di seluruh dunia. Serta meningkatnya cuaca secara ekstrem, yang tentunya sangat dirasakan di negara-negara tropis.
Meningkatnya suhu tersebut tambah Sofyan, menimbulkan makin banyaknya wabah penyakit endemik yang merata dan terus bermunculan. Seperti, leptospirosis, demam berdarah dengue (
Sebagai solusinya, Sofyan mengingatkan agar masyarakat terus menanam pohon. Karena pohon menurut Sofyan dinilai mempunyai kemampuan untuk mengatasi fenomena global warming. “Dengan menanam banyak pohon maka laju perubahan iklim bisa ditekan. Gas karbondioksida yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dapat diserap oleh pohon dan laut, untuk kemudian dilepaskan pada masa yang akan datang,” terang Sofyan.
Selain menanam pohon, Sofyan juga menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk merubah kebiasaan yang bisa mengurangi kadar gas karbon dioksida supaya tidak melebihi ambang batas. Seperti, pemakaian listrik seperlunya, memilih alat rumah tangga atau elektronik yang hemat energi serta menangkap air hujan dengan membuat sumur resapan atau sumur biopori.
Sudah waktunya berbagai ijin yang dikeluarkan Pemkot Bontang disertai kewajiban menanam pohon dan membuat sumur biopori. Seperti pada pelanggan PDAM, pemohon ijin IMB, galian C. Sekarang ini bukan lagi antisipasi tetapi tindakan represif nyata yang Kota Bontang butuhkan. (Erwin Lumenta)